Karena kaca memiliki kekerasan yang tinggi, kerapuhan yang tinggi, dan transmisi cahaya yang tinggi, kaca sulit diproses dengan alat mekanis konvensional, yang sering kali menyebabkan tepi terkelupas. Karakteristik ini mengharuskan pengukiran laser dikontrol secara tepat. Peran daripengontrol laserdi sini terutama untuk menggerakkan laser untuk menghasilkan keluaran yang stabil, sekaligus mengoordinasikan sistem gerak (sumbu X, Y, Z) dan daya laser secara real time.
Laser CO₂ diserap dengan baik oleh permukaan kaca dan biasanya digunakan untuk pengukiran permukaan. Efek pengukiran laser CO₂ tampak sebagai pola putih buram, sehingga cocok untuk iklan, dekorasi artistik, dan tulisan hadiah. Sebaliknya, laser ultraviolet (UV) memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan beroperasi dalam mode “pemrosesan dingin” dengan zona yang terkena dampak panas minimal. Laser UV mampu menghasilkan garis-garis halus, kode QR, dan logo.
Saat mengukir kaca, pengontrol laser harus mengatur daya untuk memastikan distribusi energi yang seragam, jika tidak, kaca dapat retak. Itupengontrol laserjuga harus menyinkronkan kontrol gerakan dengan keluaran daya untuk memastikan lintasan dan daya tetap selaras, mencegah bekas luka bakar yang tidak diinginkan. Pengontrol laser harus disinkronkan, dan sakelar daya laser harus disinkronkan dengan lintasan gerakan, jika tidak, titik terang atau garis tidak rata akan muncul. Selain itu, kartu kendali laser memerlukan kompatibilitas yang kuat untuk mendukung berbagai jenis laser.
Pilihan darikartu kendali laseruntuk pengukiran kaca bergantung pada metode pemrosesan yang diinginkan dan persyaratan presisi. Kuncinya terletak pada apakah kartu kendali laser memiliki kemampuan pengaturan daya yang stabil, sinkronisasi lintasan yang baik, dan kompatibilitas dengan jenis laser yang berbeda, yang merupakan faktor inti keberhasilan pengukiran kaca.